Acehasia.com | Banda Aceh – Ziaul Ramadhan, siswa kelas enam sekolah dasar (SD) Islam Terpadu (IT) Nurul fikri borong juara satu kategori lomba dai cilik dan tahfidz pada Festival Ramadhan Gerakan Menuju EMAS (Ekonomi Masyarakat Aceh Sejahtra) yang diselenggarakan PT pegadaian syariah, Senin (25/03/2024).
Ziaul dalam hal ini mengungkapkan bahwasanya kemenangan yang diraih atas hasil kerja kerasnya dalam berlatih selama bulan suci Ramadhan. ditambah lagi, ia menganggap ini merupakan rezekinya lantaran bulan penuh berkah ini menjadi bagian dari namanya.
“Selama bulan puasa ini, Zia mengaggap latihan berdakwah sebagai bagian dari ibadah. Jadi zia semangat untuk latihan dan menggapai ridha Allah,” katanya.
Ia menyebutkan juara ini ia persembahkan untuk ibunya yang senatiasa mendukungnya di setiap perlombaan, baik itu ketika ia mendapatkan juara ataupun tidak.
“Sebelum mengikuti lomba di pegadaian ini zia juga ada ikut lomba lain, tapi tidak menang. Syukurnya mama tetap support ziya untuk tetap percaya diri,” ungkapnya.
Zia sendiri telah aktif mengikuti berbagai lomba Islami sejak umu 7 tahun. Mulai dari lomba azan, Tahfidz hingga dai cilik. Ia sendiri bercita-cita ingin menjadi seorang pendakwah profesional seperti ustad Abdul Somad.
“Zia sejak kecil sudah dibiasakan nonton ceramah sama mama. Zia suka ceramah ustad Abdul Somad dan ingin menjadi seperti beliau,” ujarnya.
Disaat yang bersamaan, Tasha Chaimiza S.H, ibu ziaul mengungkapkan selalu menanamkan pepatah arab man jadda wa jadda pada anaknya serta konsep takdir dalam agama Islam untuk menghibur putranya ketika menghadapi kekalahan.
“Saya melihat Ziaul sangat mendalami minatnya dalam menjadi dai. Meskipun demikian, kerap kali juga ia kalah saat mengikuti kompetisi. Sebagai orangtua, kita sangat berperan dalam menjaga semangat anak,” ungkapnya.
Ia menambahkan, apresiasi itu sangat penting bagi anak. tidak melihat menang atau kalahnya. Karena ketika anak ingin berusaha, ia sebagai orangtua harus mendukung penuh anaknya. Ia mengatakan selalu memberi hadiah sebagai penghargaan atas keberanian anak sebelum ia maju ke panggung mengikuti kompetisi.
“Sedari kecil, saya selalu memanggil ziaul dengan sebutan ustad. Agar jiwa dan minat berdakwahnya muncul sejak dini. Alhamdulillah zia mau terus berusaha dan berbenah diri agar dapat menjadi dai di masa depan,” pungkasnya.[]







