AcehAsia.com | Banda Aceh – Komunitas Voice People Aceh menyelenggarakan workshop voice over bertajuk “Suara Jadi Cuan: Mulai Karir Voice Over dari Nol” sebagai upaya mengembangkan potensi dan jejaring pelaku industri suara di kalangan generasi muda. Kegiatan yang dilaksanakan di BSI UMKM Kota Banda Aceh pada Minggu (15/06/2025) didukung oleh Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Voice Institute Indonesia, dan berbagai sponsor serta UMKM lokal.
Workshop ini diikuti oleh 30 peserta terpilih dari 60 pendaftar yang bersaing mendaftar dalam waktu singkat. Perwakilan Voice People Aceh, Rais Syahizinda, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang diinisiasi oleh komunitas Voice People di berbagai kota di Indonesia.
“Kami ingin meningkatkan kualitas dan kesadaran masyarakat Aceh terhadap profesi voice over. Banyak yang belum tahu bahwa suara bisa jadi sumber penghasilan. Lewat kegiatan ini, kami juga berharap peserta bisa melaju hingga ke tingkat nasional dalam ajang seperti Wonder Voice of Indonesia,” ujar Rais.

Sementara itu, Founder Voice Institute Indonesia, Bimoky dalam sambutannya via Zoom Meeting menyebutkan pentingnya membangun ekosistem industri suara melalui kolaborasi lintas sektor. Ia mengatakan bahwa keberlanjutan dan peluang dalam industri voice over tidak hanya bergantung pada kualitas suara, tetapi juga pada jaringan dan sinergi antar pelaku.
“Modal utama kita bukan hanya suara bagus, tapi ekosistem dan kolaborasi yang berkesinambungan antara komunitas, media, swasta, dan lembaga. Kolaborasi inilah yang membuka jalan untuk terus berkembang dan ‘cuan’ di industri ini,” katanya.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Iin Muhaira, sekaligus membuat kegiatan workshop tersebut menyampaikan apresiasi atas semangat komunitas muda dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif di bidang suara. Ia mendorong peserta untuk memanfaatkan potensi vokal mereka sebagai bentuk penguatan subsektor kreatif lokal.
“Suara bukan hanya alat komunikasi, tapi juga potensi ekonomi. Saya sendiri dulu penyiar radio dan sampai sekarang suara saya masih digunakan untuk iklan dan pengumuman publik. Kami di dinas mendukung penuh inisiatif seperti ini karena sejalan dengan misi Banda Aceh sebagai kota kolaborasi,” pungkasnya.(Rin)







