AcehAsia.com | Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian wilayah Aceh mulai mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori pendek sepanjang awal hingga pertengahan Juni 2025. Fenomena ini menandai awal fase kering di beberapa daerah, meski musim kemarau belum sepenuhnya merata.
Menurut prakiraan BMKG, durasi HTH di Aceh berkisar antara 5 hingga 10 hari secara berturut-turut di sejumlah titik, khususnya di wilayah dataran rendah dan pesisir. Kategori ini diklasifikasikan sebagai HTH pendek, namun tetap berpotensi memicu gangguan sektor pertanian dan sumber air bersih jika berlanjut.
“Curah hujan di sebagian besar Aceh menunjukkan penurunan signifikan sejak dasarian II Juni. Sekitar 93 persen wilayah mengalami curah hujan kategori rendah, dan ini menjadi indikator awal munculnya HTH pada Juli,” tulis BMKG dalam laporan iklim bulanan yang diakses pada Sabtu (05/07/2025).
Meski begitu, BMKG belum menemukan indikasi kuat akan terjadinya kekeringan meteorologis ekstrem. Prakiraan hujan periode Juli hingga September 2025 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Aceh, masih memiliki potensi curah hujan normal hingga di atas normal.
Kondisi suhu muka laut di perairan sekitar Aceh dan lemahnya Monsun Australia turut memengaruhi pola hujan yang belum sepenuhnya kering. Oleh karena itu, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih dimungkinkan terjadi secara sporadis di beberapa wilayah.
BMKG mengimbau masyarakat mulai mengatur pola tanam dan penggunaan air secara bijak. Antisipasi terhadap potensi kekeringan lokal juga perlu disiapkan oleh pemerintah daerah, terutama di kawasan rawan kebakaran lahan.
Pantauan HTH harian dan grafik perkembangan bisa diakses melalui sistem informasi iklim BMKG. Masyarakat juga diharapkan terus mengikuti pembaruan cuaca dari kanal resmi BMKG.(Rin)







