AcehAsia.com | Banda Aceh – Pemerintah Kota Jambi melalui Wakil Wali Kota Diza Hazra Aljosha menggelar pertemuan daring bersama Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia. Pertemuan ini bertujuan menjajaki kerja sama dalam bidang kemanusiaan, khususnya penanganan anak penderita kanker di Kota Jambi. Jumat, 11 April 2025.
Dalam kesempatan itu, Diza menyampaikan keinginannya untuk membentuk yayasan khusus yang fokus membantu anak-anak yang telah terdiagnosis kanker.
“Untuk itu, kami mencari informasi mengenai yayasan serupa di luar Jambi. Alhamdulillah, kami mendapat informasi tentang BFLF yang fokus pada isu kanker. Kami ingin membentuk yayasan yang bisa berkolaborasi langsung dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya.
Diza menambahkan, dirinya masih mempelajari mekanisme kerja yayasan yang fokus pada pasien kanker, khususnya untuk anak usia sekolah yang kerap mengalami kendala edukasi selama masa pengobatan.
Ia juga menyoroti kondisi pasien yang harus dirujuk ke luar daerah dan tidak semua bisa difasilitasi penuh oleh pemerintah.
“Karena itu, kami merasa perlu untuk berbagi dan berdiskusi mengenai permasalahan ini,” tambahnya.
Ketua BFLF Indonesia, Michael Octaviano, menjelaskan bahwa yayasan yang ia pimpin awalnya bergerak dalam pemenuhan kebutuhan darah. Namun seiring waktu, BFLF juga menangani kasus kanker, hemofilia, dan talasemia, khususnya pada anak-anak.
“Sebagian besar anak yang datang ke kabupaten atau kota sudah dalam kondisi stadium lanjut. Maka dari itu, kami fokus pada deteksi dini, agar pengobatan tidak memerlukan waktu lama,” jelas Michael.
Ia juga menuturkan bahwa BFLF menyediakan fasilitas rumah singgah lengkap dengan makanan, minuman, dan tempat tidur gratis untuk pasien serta keluarga pendamping. Selain itu, ambulans juga disiapkan untuk kebutuhan transportasi.
“Pasien dan keluarga butuh tempat tinggal yang dekat dari rumah sakit. Saat ini, hampir seluruh operasional kami didukung oleh donatur, bukan dari rumah sakit. Pasien yang kami bantu umumnya menggunakan BPJS. Istri saya sendiri seorang dokter yang bekerja di RSUDZA,” kata dia.
Lebih lanjut, Michael menyebutkan pihaknya juga pernah membuat ruang bermain anak di rumah sakit, untuk mengurangi trauma pasien anak terhadap tenaga medis.
“Kami bahkan sempat menghadirkan relawan untuk mengajar anak-anak yang sedang menjalani pengobatan kanker. Kami percaya penanganan ini harus melibatkan banyak pihak, termasuk dalam hal edukasi, pengawasan makanan sehat di rumah dan sekolah,” tambahnya.
Menanggapi paparan tersebut, Diza menyambut baik inisiatif dan pengalaman BFLF. Ia menyatakan kesiapan Pemkot Jambi untuk belajar dan mengadopsi model yang sudah dijalankan yayasan tersebut.
“Kami ingin mencontoh model yayasan seperti BFLF yang bisa membantu pemerintah dalam menangani persoalan ini. Ke depan, kami berencana mengundang Pak Michael ke Jambi untuk melihat langsung kondisi lapangan dan melakukan pembahasan lebih lanjut,” pungkasnya.
Diza juga menyatakan keinginannya untuk berkunjung langsung ke Aceh dan melihat rumah singgah BFLF serta layanan onkologi di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh.(Ril)







