AcehAsia.com | Banda Aceh – Dafa salah satu pedagang emas di Toko Emas Italy yang berada di Jl. T. Chik Pante Kulu No. 88 Banda Aceh mengaku harga emas ke depannya akan menembus angka Rp6.500.000 per mayam (setara 3,33 gram). Hal tersebut dipengaruhi oleh merebaknya perang dagang antar Amerika Serikat dan China dengan tarif dagang sebesar 145% yang ditetapkan minggu lalu, namun naik hingga 245% dalam pekan ini.
“Kalau prediksi ke depan, harga emas akan terus naik, mungkin diperkirakan tembus Rp 6.500.000 lebih. Penyebabnya dikarenakan Amerika serikat dengan Cina sedang perang dagang. Perang dagang antara Amerika dan Cina menaikkan kemarin itu, minggu lalu menaikkan 145 % dan hari ini 245%,” tuturnya.
Namun di tengah melambungnya harga emas, ternyata tak menuruni daya beli masyarakat. Dafa mengatakan tingkat pembelian emas kini mencapai 19 banding 1 dari angka penjualan.
“Kalau daya beli emas masyarakat, 95% beli, 5% jual, jadi tetap banyak yang beli,” jelasnya.

Banyaknya transaksi pembelian emas baik di luar atau di dalam negeri membuat sejumlah toko emas membatasi penjualannya hanya 500 gram per hari. Kelangkaan ini pun tak lepas dari tingginya angka permintaan emas di seluruh dunia.
“Karena daya beli yang meningkat, jadi satu hari kita batasi untuk orang beli 500 gram. Stoknya pun lagi langka,” katanya.
Dalam dua minggu terakhir harga emas mengalami kenaikan 700.000. Dari harga 5.400.000 melonjak ke harga 6.100.000 belum termasuk ongkos pembuatannya.(Rin)







