Acehasia.com | Jakarta – Salah satu instrumen penting dalam percepatan pembangunan nasional adalah kehadiran Danantara, entitas baru yang disiapkan untuk mendukung pembiayaan dan investasi infrastruktur strategis.
“Saudara-saudara sekalian, kita sekarang memiliki Danantara, di mana Danantara siap ikut infrastruktur, ikut investasi pada proyek-proyek infrastruktur,” kata Presiden Prabowo Subianto dalam Presidential Keynote Address di acara International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Danantara, lanjut Presiden, yang dibentuk untuk menjadi lengan investasi pemerintah, akan memainkan peran penting dalam memobilisasi sumber daya nasional dan memperkuat kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, serta sektor swasta.
Prabowo menegaskan, langkah itu akan dibarengi dengan penerapan disiplin fiskal, penyederhanaan perizinan, serta percepatan pengadaan lahan untuk memastikan iklim investasi yang sehat dan efisien.
“Kita akan perkuat kerja sama pemerintah dan badan usaha swasta. Kita akan perkuat kerja sama pemerintah pusat dan daerah,” ujar Presiden Prabowo.
CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan Roeslani mengatakan Danantara bukan badan pengelola investasi biasa. Pihaknya ingin mereformasi cara BUMN bekerja, menciptakan nilai tambah, dan membuka ruang kolaborasi lintas sektor, baik domestik maupun internasional.
Saat ini terdapat 50 BUMN dengan 889 anak usaha yang akan berada di bawah kendali strategis Danantara. Tentunya, Danantara akan mendapat kewenangan mengelola dividen BUMN secara fleksibel.
“Ini merupakan bentuk kepercayaan pemerintah agar BUMN lebih lincah dalam mendorong pembangunan nasional. Terima kasih kepada Ibu Sri Mulyani, sekarang kami bisa mengelola dividen kami sendiri. Ini penting untuk membuka ruang investasi ke berbagai sektor prioritas,” kata Rosan.
Rosan menegaskan bahwa tujuan akhir dari transformasi ini adalah penciptaan lapangan kerja berkualitas. Ia menekankan bahwa pertumbuhan penduduk yang mencapai 2 juta kelahiran per tahun menuntut Indonesia memiliki mesin ekonomi yang tidak hanya menarik investasi, tapi juga membuka lapangan kerja secara luas dan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa investasi harus sejalan dengan penciptaan kerja berkualitas. Itu adalah prioritas utama di Indonesia,” pungkasnya.[]
Sumber: Infopublik.id







