AcehAsia.com | Banda Aceh – Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) menggelar Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) bagi 51 guru dan tenaga pendidik Teuku Nyak Arief (TNA) Fatih Bilingual School, Banda Aceh, pada Sabtu (20/09/2025), tepatnya di Multipurpose Hall. Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kesiapsiagaan guru dalam menghadapi situasi darurat di sekolah.
“Pelatihan ini kami selenggarakan untuk membekali guru dengan keterampilan dasar menyelamatkan siswa dalam kondisi darurat,” ujar dr. Imam Maulana, Direktur Eksekutif GEN-A.
Materi pelatihan mencakup penanganan mimisan, pingsan, luka terbuka, keseleo, hingga cedera darurat di kelas maupun lapangan olahraga. Para peserta mengikuti pre-test, pembekalan teori, praktik kelompok, ujian praktik individual, hingga post-test untuk mengukur keterampilan mereka.
“Kami ingin guru bukan hanya memahami teori, tetapi juga terampil saat praktik di lapangan,” jelas Ns. Farhan Saputra, trainer First Aid GEN-A.
Pelatihan ini juga meluruskan berbagai mitos keliru yang masih umum di masyarakat, seperti mendongakkan kepala saat mimisan atau mengurut bagian yang keseleo. Peserta dilatih menggunakan prosedur yang benar agar tidak memperparah kondisi korban.
Peserta pelatihan menilai kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mendukung tugas mereka sehari-hari. Wali kelas khususnya merasa perlu menguasai keterampilan P3K karena berhadapan langsung dengan siswa.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami para guru, terutama bagi wali kelas yang setiap hari bersama anak-anak,” kata Fitri, guru SD TNA Fatih.
Pihak sekolah mendukung penuh kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan budaya sekolah yang lebih aman dan ramah anak.
Di banyak negara, keterampilan P3K bahkan sudah diwajibkan bagi tenaga pendidik, seperti di Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. GEN-A berharap Aceh juga bisa mulai menumbuhkan budaya serupa di dunia pendidikan.
“Harapan kami, setiap guru di Aceh memiliki keterampilan P3K, sehingga sekolah menjadi tempat yang aman, ramah anak, dan siap menghadapi situasi darurat,” pungkas dr. Imam Maulana.[]







