Acehasia.com | Banda Aceh – Forum Pemerhati Investasi Aceh (FORBINA) menyampaikan reaksi keras terkait bantuan yang diberikan oleh PT Pema Global Energy (PGE) pasca bencana angin kencang yang melanda Kecamatan Nibong, Aceh Utara, pada awal Juli 2025. FORBINA menilai bahwa pemberian bantuan yang terbatas hanya berupa dua butir telur per kepala keluarga adalah bentuk ketidakpedulian terhadap penderitaan masyarakat yang terdampak.
Direktur Eksekutif FORBINA, M Nur menyatakan bahwa PGE seharusnya lebih sensitif terhadap kondisi masyarakat di sekitar wilayah operasional mereka. “Sebagai perusahaan yang mengelola sumber daya alam di Aceh, mereka tidak hanya diharapkan berfokus pada keuntungan semata, tetapi juga memberikan perhatian yang layak kepada masyarakat yang menjadi bagian dari keberadaan mereka di Aceh.”
Lebih lanjut, M Nur menyarankan agar Pemerintah Provinsi Aceh segera memanggil manajemen PGE untuk melakukan rapat koordinasi guna memastikan bahwa program-program bantuan yang dilaksanakan oleh perusahaan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan tidak sekadar sebagai formalitas.
“Gubernur Aceh perlu memberikan perhatian serius terhadap hal ini, agar tidak ada lagi kesan bahwa masyarakat yang terdampak bencana hanya dianggap sebagai objek formalitas belaka,” lanjut M Nur.
FORBINA juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap komitmen perusahaan dalam tanggung jawab sosial mereka, terutama ketika berhadapan dengan bencana alam yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
“Kami mendesak PGE untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bantuan mereka. Tidak hanya untuk kepentingan citra perusahaan, namun lebih dari itu, untuk benar-benar membantu meringankan beban masyarakat,” tegas M Nur.
Sebagai tindak lanjut, FORBINA mengingatkan bahwa bantuan dari perusahaan tambang harus lebih komprehensif, terutama dalam memberikan dukungan jangka panjang untuk pemulihan masyarakat pasca bencana.
“Kami berharap pemerintah dapat menjadi penghubung yang lebih aktif antara masyarakat dan perusahaan untuk memperbaiki komunikasi dan memastikan bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat di lapangan,” tutup M Nur.
FORBINA juga mengimbau masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam menjaga keberlanjutan dan kesejahteraan mereka sendiri dengan membangun kesadaran akan hak-hak mereka sebagai warga yang hidup berdampingan dengan industri besar di wilayah tersebut.[]







