AcehAsia.com | Banda Aceh – Potensi sumber daya migas di wilayah perbatasan antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara kembali menjadi sorotan setelah munculnya kajian terbaru terkait Blok Migas Singkil–Sibolga yang mencakup wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Sejumlah pulau di Kecamatan Manduamas, yakni Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek, menarik perhatian karena letaknya yang berdekatan dengan Wilayah Kerja Offshore West Aceh (OSWA).
Menurut dokumen potensi migas yang dikeluarkan oleh Pemerintah Tapanuli Tengah, cekungan migas Singkil–Sibolga yang mencakup wilayah perairan Tapanuli Tengah dinilai memiliki potensi yang signifikan. Wilayah ini termasuk dalam cakupan Blok Singkil dan Blok Nias–Sibolga. Potensi migas tersebut diyakini dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat di perbatasan Aceh–Sumut, termasuk pembukaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan daerah.
Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Nasri Djalal menyampaikan bahwa keempat pulau tersebut memang berada di sekitar Wilayah Kerja Offshore West Aceh (OSWA). Namun, hingga kini belum tersedia data seismik yang cukup untuk mendukung proses evaluasi potensi migas secara menyeluruh.
“Secara umum, keempat pulau tersebut berdekatan dengan Wilayah Kerja OSWA. Namun demikian, untuk empat pulau tersebut belum terdapat cakupan data seismik, sehingga proses evaluasi potensi migas masih belum bisa dilakukan secara komprehensif,” ujar Nasri dalam dokumen Tanggapan BPMA kepada media pada Jumat (13/06/2025).
Ia menekankan pentingnya langkah awal yang tepat dalam pengelolaan sumber daya migas di wilayah perbatasan tersebut. Tanpa data seismik yang memadai, potensi migas belum dapat diidentifikasi secara akurat. Oleh karena itu, BPMA mendorong dilakukannya survei awal dan akuisisi data seismik sebagai dasar teknis yang penting dalam proses evaluasi selanjutnya.
“Kami mendorong adanya survei awal dan akuisisi data seismik agar potensi migas bisa diidentifikasi lebih jelas,” katanya.
Blok Singkil sendiri diketahui memiliki potensi gas sebesar 296 miliar kaki kubik (BCF). Blok ini telah menarik minat investor asing, termasuk Conrad Petroleum dan Frontiers Point Ltd dari Singapura. Saat ini, Pemerintah Aceh bersama Kementerian ESDM sedang mempersiapkan proses lelang blok tersebut, yang akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Gubernur Aceh.(Rin)







