Acehasia.com | Yogyakarta – Sebagai wadah pelestarian seni budaya daerah, Asrama Aceh Meurapi Duwa Yogyakarta adakan Milad ke-76 pada Sabtu, (31/5/2025). Acara ini mengusung tema “Budaya Aceh” dan menjadi ajang penting untuk mempererat hubungan antara sesama mahasiswa, alumni, dan masyarakat Aceh di tanah perantauan.
Ketua Asrama Aceh Meurapi Duwa Yogyakarta Fawwaz Malikha, menekankan bahwa milad ini bukan sekadar perayaan, tetapi wujud nyata dari ikatan emosional antar warga Aceh yang hidup jauh dari kampung halaman.
“Milad ini jadi momen penting untuk mempererat ikatan kekeluargaan antara mahasiswa, alumni, dan masyarakat Aceh di Jogja. Di perantauan, kebersamaan dan rasa saling memiliki adalah hal yang harus terus kita jaga,” ujarnya.
Meski digelar di bawah guyuran hujan deras yang tak kunjung reda sejak sore hari, kegiatan tetap berjalan dengan semarak. Beragam pertunjukan seni tradisional Aceh ditampilkan dalam Milad ini, diantaranya Didong Gayo oleh Sanggar Lungun, Ratoh Jaroe oleh Rampoe UGM dan SAKA UGM, Hikayat oleh Center for Hikayat Studies, Rapai Grimpeng oleh Seuraya, serta Peuleubat oleh Ikamara.

Saat hujan mulai mereda, penonton diarahkan keluar untuk menyaksikan penampilan Debus di halaman. Pertunjukan ekstrem ini dipadukan dengan pembacaan puisi “Alasan Mengapa Kita Menjadi Kebal”.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Milad ke-76, M Fatih Ats, menyampaikan bahwa acara ini juga berperan sebagai ruang edukasi budaya. “Kami berharap milad ini tidak hanya menjadi selebrasi, tapi juga tempat belajar dan mengenal kembali budaya Aceh, sebagai bagian dari identitas kita di perantauan.”
“Selain menjadi ajang silaturahmi, acara ini memperlihatkan bahwa di tengah segala tantangan termasuk diguyur hujan lebat, semangat untuk tetap bersama, menjaga budaya, dan mempererat rasa kekeluargaan tak pernah surut. Di tanah rantau, kebal dari lupa, kuat karena bersama,” tutup M Fatih. []







